ASKEP GASTRITIS

Sabtu, 29 September 2012
A. Latar Belakang 
Lambung merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain, dan postur tubuh. Lambung menampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan makanan dengan gerakan peristaltik  lambung dan getah lambung. Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan apabila melihat, mencium, dan merasakan makanan maka sekresi lambung akan terangsang, karena pengaruh saraf sehingga menimbulkan rangsang kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon yang disebut sekresi getah lambung. Namun, jika lambung mengalami gangguan, maka proses dalam mencerna makanan pun akan terganggun, yang tentunya akan membawa akibat pula pada organ tubuh yang lain. Gastritis, ulkus peptikum dan karsinoma gaster adalah beberapa gangguan/penyakit pada lambung. Olehnya itu, dalam bab selanjutnya akan dilakukan pembahasan lebih lanjut tentang ketiga penyakit ini, yang tentunya sangat perlu diketahui oleh perawat yang nantinya tidak menutup kemungkinan akan menghadapi pasien dengan penyakit tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep penyakit dari gastritis, ulkus peptikum dan ca. gaster ?
2. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan yang dapat diterapkan pada penderita gastritis ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui  konsep penyakit dari gastritis, ulkus peptikum dan ca. gaster ?
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan yang dapat diterapkan pada penderita gastritis 
BAB II
PEMBAHASAN
GASTRITIS

A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
- Gastritis adalah (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang tidak teratur dan terkontrol (Suzanne C. Smeltzer, 2001)
- Gastritis (peradangan pada lambung) merupakan gangguan yang sering terjadi dengan karakteristik adanya anoreksia, rasa penuh dan tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah (Barbara C. Long, 1996)
- Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, atau lokal (Silvia A. Price, 2005)
- Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer,  2000)
Dari pengertian-pengertian di atas, Gastritis adalah inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan dapat dibuktikan dengan adanya infltrasi sel-sel radang.

2. Etiologi
Makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit sering menjadi faktor penyebab gastritis akut. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan mencerna asam atau  alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi. Penyebab lain dari gastritis akut mencakup kafein, alkohol, aspirin, reflulus empedu atau terapi radiasi dan endotoksin bakteri (masuk setelah menelan makanan yang terkontaminasi). Obat-obat lain yang mempengaruhi seperti indometasin, ibuprofen, naproksen, sulfanamida, steroid dan digitalis.Penyebab gastritis atrofik kronik dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobacter pylori (H.pylori). Minum alkohol berlebihan dan merokok merupakan predisposisi timbulnya gastritis atrofik.

3. Klasifikasi
Ada dua jenis gastritis yaitu :
a. Gastritis superfisialis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri. Merupakan respons mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal.
b. Gastritis atrofik kronik ditandai oleh atrofi progresif epitel kelenjar disertai kehilangan sel pariental dan chief cell. Gastritis kronis dapat diklasifikasikan sebagai Tipe A dan Tipe B
- Gastritis Tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan oleh adanya autoantibodi terhadap sel parietal, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit otoimun seperti anemia penisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung
- Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylori) mempengaruhi antrum dan pylorus (ujung bawah lambung dekat duodenum) ini dihubungkan dengan bakteri H. pylori.

4. Patofisiologi
Pada gastritis akut membran mukosa lambung menjadi edema dan hiperemik (kongesti dengan jaringan, cairan dan darah) dan mengalami erosi superficial, bagian ini mensekresi sejumlah getah
lambung, yang mengandung sangat sedikit asam tetapi banyak mukus. Ulserasi superficial dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi.
Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah mengalami gastritis. Bila makanan pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai usus, dapat mengakibatkan kolik dan diare. Obat-obatan bakteri, alkohol, garam empedu atau enzim, pankreas dapat merusak mukosa lambung mengganggu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan difus kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan radang. Respon mukosa lambung terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa. Dengan iritasi yang terus-menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan. Gastritis juga merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut.Gastritis kronik diakibatkan dari perubahan sel perineal, yang menimbulkan atrofi, infiltrasi seluler, serta keadaan mukosa terdapat bercak-bercak penebalan berwarna abu-abu kehijauan. Dengan hilangnya mukosa lambung maka sekresi getah lambung juga berkurang sehingga menimbulkan anemia, pernisiasa dan terjadi fundur atau korpus dari lambung. Gastritis atrofik boleh jadi merupakan pendahuluan untuk karsinoma lambung.

5. Tanda dan Gejala
a. Gastritis superfisialis akut
Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan, sakit kepala, malas, mual, anoreksia, sering disertai dengan muntah dan cegukan, nyeri epigastrium, perdarahan dan hematemesis.
b. Gastritis atrofik kronik
Pasien dengan gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala defesiensi vitamin B12. Pada gastritis tipe, pasien mengeluh anoreksia (nafsu makan buruk), nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut atau mual dan muntah.

6. Manajemen Medik
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Obat-obat anti muntah dapat membantu menghilangkan mual dan muntah. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Pemakaian penghambat A2 (seperti ranitidin) untuk mengurangi sekresi asam, sulafat atau antasida dapat mempercepat penyembuhan. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragik saluran gastrointestinal atas.
- Untuk menetralisis asam, digunakan antasida umum (misalnya aluminium hidroksida) untuk menetralisir alkali digunakan jus lemon encer atau cuka encer.
- Bila korosi luas atau berat, emetic dan larase dihindari karena bahaya perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida serta cairan intravena. Endoskopi fiberotik mungkin diperlukan pembedahan darurat untuk mengangkat gangrene atau jaringan perforasi. Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi obstruksi pylorus.
Gastritis kronik pengobatannya bervariasi tergantung pada penyebab kelainan yang dicurigai. Alkohol dan obat-obatan yang dikenal mengiritasi mukosa lambung dihindari, dan pertama-tama mengatasi dan menghindari penyebab pada gastritis kemudian diberikan pengobatan empiris berupa antasid, dan obat-obatan prokinetik.
Gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istrahat, mengurangi stress dan memulai farmakoterapi. H. pylori dapat diatasi dengan antibiotic (seperti tetrasilin atau amoxicillin) dan garam bismuth (pepto-bismol). Pasien dengan gastritis A mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan oleh adanya antibody terhadap faktor intrinsic.

7. Komplikasi
- Gastritis superfisialis akut yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik
- Gastrtitis atrofik kronik yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
 Nyeri
Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat

disertai perforasi.
 Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan

(gastritis akut).
 Nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan

dan hilang dengan antasida (ulus gaster).
 Nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal).
 Tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).
Tanda : meringis, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian menyempit
 Nutrisi / Cairan
Gejala : Mual, muntah, nafsu makan berkurang, dehidrasi
Tanda : Porsi makan tidak dihabiskan, BB menurun, dan keadaan umum lemah, perubahan turgor kulit, membrane mukosa kering
 Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastro interitis (GI) atau masalah yang berhubungan dengan GI, misal: luka peptik / gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.
Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi
 Bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan.
 Karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah,

berbusa, bau busuk (steatorea).
 Konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).
Haluaran urine : menurun, pekat.
- Istrahat / Tidur
Gejala : Kurang tidur, sering terbangun pada malam hari
Tanda : Gelisah, mata tampak merah dan sayup, serta muka pucat
-  Kecemasan
Gejala : Kurang tidur
Tanda : Gelisah, sering bertanya tentang penyakitnya

a. Klasifikasi Data
1) Data subyektif
- Klien mengatakan mual dan muntah
- Klien mengatakan kurang nafsu makan
- Klien mengatakan nyeri ulu hati
- Klien mengatakan sering terjaga pada malam hari
- Klien mengatakan semalam kurang  tidur

2) Data obyektif
- Ekspresi wajah meringis
- Nyeri tekan pada daerah epigastrium
- Keadaan umum lemah
- Porsi makan tidak dihabiskan
- Berat badan menurun
- Muka tampak pucat
- Mata tampak merah dan sayup
- Klien Nampak gelisah
b. Analisa Data
Download Analisa Datanya Klik Disini 
c. Prioritas Masalah
1. Nyeri
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Gangguan Pola Tidur

2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung, ditandai dengan :
DS       : Klien mengatakan nyeri pada ulu hati
DO      :
-          Ekspresi wajah meringis
-          Nyeri tekan pada daerah epigastrium
-          Keadaan umum lemah
2)  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat, ditandai dengan :
DS :
-          Klien mengatakan kurang nafsu makan
-          Klien mengatakan mual muntah
DO :
-          Keadaan umum lemah
-          Porsi makan tidak dihabiskan
-          BB menurun
3)  Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada bagian lambung, ditandai dengan :
DS :
-          Klien mengatakan semalam kurang tidur
-          Klien mengatakan sering terbangun pada malam hari
-          Klien mengeluh tidak bisa tidur
DO :
-          Klien tampak gelisah
-          Keadaan umum lemah
-          Muka tampak pucat
-          Mata tampak merah dan sayup

0 komentar:

Posting Komentar